Skripsi Farmasi
Evaluasi Pengelolaan Obat Program Tuberkulosis Di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Pengelolaan obat dan perbekalan Kesehatan provinsi memiliki peran penting dalam
memastikan ketersediaan, pemenuhan dan keterjangkauan obat-obatan dalam layanan
kesehatan. Apabila pengelolaan obat tidak dilakukan dengan baik, maka rangkaian
kegiatan setiap layanan akan terganggu karena kurangnya ketersediaan obat atau
buruknya kondisi obat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi pengelolaan obat
program tuberkulosis di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
menggunakan variabel permintaan (kesesuaian permintaan obat dengan obat yang
diterima), pengadaan (kesesuaian kesalahan faktur), pendistribusian (kesesuaian
proses pendistribusian obat program tuberkulosis), dan penyimpanan (kesesuaian obat
fisik dengan kartu stok, kesesuaian obat kadaluarsa/rusak, dan kesesuaian sarana dan
prasarana penyimpanan obat program tuberkulosis). Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dengan pengumpulan data secara cross sectional. Data yang
digunakan berupa lembar observasi, formulir permintaan obat per triwulan, data
rekapan faktur, serta kartu stok. Sampel penelitian yaitu seluruh obat program
tuberkulosis di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah (18 item
Obat tuberkulosis Resisten Obat & 2 Obat tuberkulosis Multidrug Resistent).
Penelitian ini berlangsung pada bulan Agustus-Desember 2023. Hasil penelitian di
Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah secara berurutan
didapatkan bahwa variabel permintaan dari indikator persentase kesesuaian
permintaan obat dengan obat yang diterima yatu 100,8%. Variabel pengadaan dari
indikator persentase kesalahan faktur yaitu 3,5%. Variabel pendistribusian dari
indikator kesesuaian proses pendistribusian yaitu75%. Variabel penyimpanan meliputi
indikator kesesuaian obat fisik dengan obat dalam kartu stok yaitu 99,9%. Persentase
obat program tuberkulosis yang kadaluarsa yaitu 0,59%. Kesesuaain sarana dan
prasarana penyimpanan obat program tuberkulosis yaitu 95%. Kesimpulan dari
seluruh variabel pengelolaan obat program tuberkulosis yaitu indikator jumlah
permintaan obat dengan obat yang diterima telah sesuai sedangkan indikator dari
variabel yang lain belum sesuai.
Kata kunci: Tuberkulosis, pengelolaan obat, dinas kesehatan
Tidak tersedia versi lain