Skripsi Farmasi
Uji ekstrak etanol daun hantap (sterculia coccinea jack.) sebagai anti-tukak lambung pada tikus putih jantan (rattus norvegicus) yang diinduksi dengan metode stres
Penyakit tukak lambung merupakan salah satu penyakit saluran pencernaan yang
banyak diderita oleh masyarakat dengan prevalensi mencapai 2.174 kasus
kematian (0,13%) di Indonesia tahun 2020. Salah satu tumbuhan obat yang diduga
memiliki aktivitas sebagai anti-tukak lambung yaitu daun hantap (Sterculia
coccinea Jack.) yang mengandung senyawa flavonoid, saponin, dan tanin.
Senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada daun hantap berfungsi sebagai
antioksidan dan gastroprotektif untuk melindungi dan mengurangi tukak yang
terbentuk pada mukosa lambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
anti-tukak lambung ekstrak daun hantap (Sterculia coccinea Jack.) pada tikus
putih jantan yang diinduksi dengan metode stres. Metode stres yang digunakan
yaitu stres water immersion dan cold resistant. Metode ini dilakukan untuk
mengetahui proses perkembangan tukak pada lambung yang disebabkan oleh
stres. Ekstrak daun hantap (EEDH) diperoleh dengan cara maserasi menggunakan
etanol 96% dan diperoleh rendemen sebesar 7,8%. Pengujian efek anti-tukak
metode stres water immersion dengan cara tikus dimasukkan ke dalam restrainer
lalu direndam dalam air dingin dengan suhu 17 ̊C selama 8 jam. Kemudian
dilanjutkan dengan metode stres cold-resistant, tikus dibiarkan tetap berada dalam
restrainer dan dimasukkan ke dalam ruangan dingin pada suhu 4 ̊C selama 2 jam.
Setelah itu, tikus dikorbankan dan diambil organ lambungnya untuk diamati
secara makroskopis. Hasil pengamatan makroskopis lambung pada parameter
persen inhibisi tukak menunjukkan EEDH dosis 50, 100 dan 200 mg/kg BB tidak
memiliki perbedaan yang signifikan (p < 0,05) dengan ranitidin. Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian EEDH dosis 50, 100 dan 200 mg/Kg BB
memiliki efek gastroprotektif yang sama dan sebanding dengan ranitidin.
Peningkatan dosis EEDH tidak menunjukkan adanya peningkatan efek
gastroprotektif sehingga dosis optimum EEDH sebagai gastroprotektif adalah
dosis 50 mg/kg BB.
Kata kunci: Gastroprotektif, Sterculia coccinea Jack, stres water immersion, cold resistant
Tidak tersedia versi lain